Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Sang Surya

Gambar
Pagi itu Sang Surya terbit di ufuk timur, sinarnya gagah memenuhi cakrawala. Dari atas langit yang tinggi Sang Surya mengamati ke mana sinarnya pergi.  Dia melihat sinarnya menyempurnakan indahnya pegunungan, di satu sudut tanaman-tanaman kegirangan dan di sudut lain sebagian besar makhluk hidup mulai beraktifitas. "Dengan begini, aku telah menjadi orang yang sangat berguna." Gumamnya dengan hati rasa digdaya. Tapi senangnya tak lama, di satu sudut dia melihat awan kelabu bergulung-gulung. Hujan turun menderasi bumi, petir dan kilat bersahutan di sekelilingnya, tanah menjadi basah, sungai meluap dan para makhluk terhambat dari jalan rejekinya. Sang Surya pun memicingkan matanya lalu dengan suara yang terdengar delapan penjuru ia bertanya. "Hai awan mendung, mengapa kau turunkan hujan di pagi yang cerah ini? Tidakkah kau lihat permukaan dunia membutuhkanku?" "Maafkanlah aku, Sang Surya! Sungguh berat rasanya membawa air-air ini, mereka meng

Akhlaq

Benar sekali bahwa Rasulullah SAW pemimpin umat, bahkan statusnya kepala negara. Inilah kurun paling baik yang pernah  dialami umat Islam. Namun ternyata Allah tidak lama memberikan kesempatan kepada beliau untuk jadi pemimpin. Sebab beliau memang tidak didesain untuk jadi pemimpin terus menerus. Bukan apa-apa, sebab tugas utama beliau bukan sekedar jadi kepala negara. Yang jadi kepala negara bisa siapa saja, bisa Abu Bakar, Umar, Ustman atau Ali. Bahkan bisa saja orang lain lagi. Tapi yang jadi tugas utama Rasulullah SAW adalah bagaimana membina akhlaq, moral, nilai-nilai syariah dan mental umatnya. Mau sehebat apapun pemimpinnya, kalau moral rakyatnya rendah, akan percuma saja.   Boleh saja kita kagum pada pemimpin Singapura yang berhasil menjadikan kota itu bersih, aman, nyaman, indah dst. Tetapi belum tentu pemimpin mereka berhasil melakukan hal yang sama pada Indonesia. Kenapa? Karena memimpin negara dengan penduduk 4 jutaan yang sudah punya kesadaran hukum