Sang Surya
Pagi itu Sang Surya terbit di ufuk timur, sinarnya gagah memenuhi cakrawala. Dari atas langit yang tinggi Sang Surya mengamati ke mana sinarnya pergi. Dia melihat sinarnya menyempurnakan indahnya pegunungan, di satu sudut tanaman-tanaman kegirangan dan di sudut lain sebagian besar makhluk hidup mulai beraktifitas. "Dengan begini, aku telah menjadi orang yang sangat berguna." Gumamnya dengan hati rasa digdaya. Tapi senangnya tak lama, di satu sudut dia melihat awan kelabu bergulung-gulung. Hujan turun menderasi bumi, petir dan kilat bersahutan di sekelilingnya, tanah menjadi basah, sungai meluap dan para makhluk terhambat dari jalan rejekinya. Sang Surya pun memicingkan matanya lalu dengan suara yang terdengar delapan penjuru ia bertanya. "Hai awan mendung, mengapa kau turunkan hujan di pagi yang cerah ini? Tidakkah kau lihat permukaan dunia membutuhkanku?" "Maafkanlah aku, Sang Surya! Sungguh berat rasanya membawa air-air ini, mereka meng