Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Kalimat Sakti

Gambar
"...bahwa untuk orang seperti kita hidup harus diterima apa adanya". Beberapa teman bertanya kenapa status facebook saya seperti itu. Ada yang mengira saya sedang stres atau mengalami putus harapan. Saya suka mengulum senyum saja kalo lagi malas meluruskan sesuatu, kawan2 di lab sangat mengenal type senyum saya yang seperti ini. Di FB saya menjelaskan secara singkat kepada sahabat saya fredi, entah lah, tapi sepertinya kawan saya itu tidak mengerti. Jadi saya ingin menulis kisah ini.. Almarhumah Nenek Saya dan Sebutir Tomat Adalah Almarhumah Nenek saya yang sepertinya memulai menggunakan kalimat sakti ini. Beliau adalah seorang wanita besar, kebesaran jiwa bisa kita rasakan kalo kita cukup dekat dengannya. Sebenarnya tidak jelas benar apakah benar beliau yang mengajari saya kalimat itu. Saya ingat kata-katanya tentang tangan yang harus selalu terkepal tiap kali kami melewati kebun orang lain. Kami tinggal di sebuah wilayah pedesaan di Bogor. Pada masa lalu, w

Halal Haram Arisan Haji

Gambar
Oleh : Ustad Ahmad Sarwat, Lc. MA. Arisan untuk naik haji itu bisa jadi haram dan bisa jadi halal hukumnya, semua akan kembali ke sistem dan aturan yang disepakati. 1.           Bentuk Yang Haram Yang haram hukumnya adalah bila hadiah yang menang arisan nilainya berubah-ubah tiap tahun. Mungkin karena disesuaikan dengan harta tarif biaya perjalanan haji yang memang tiap tahun pasti berubah. Keharamannya karena di dalamnya terjadi unsur jahalah (ketidak-pastian) nilai hadiah bagi yang menang. Dan adanya unsur ini membuat hadiah arisan haji menjadi tidak ada bedanya dengan judi. Sebagai ilustrasi dari sistem arisan yang haram adalah jumlah peserta ada sepuluh orang. Tiap tahun masing-masing mengumpulkan uang yang nilainya setara dengan tarif haji yang berlaku untuk tahun itu. Orang yang dapat giliran menang pertama kali pasti akan menerima nilai uang yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang giliran menangnya terakhir. Sebab beda nilai biaya perjalanan haji

Dahsyatnya Umat Islam

Gambar
Oleh : Ustad Ahmad Sarwat, Lc. MA. Siapa bilang umat Islam itu lemah dan tidak berdaya? Siapa bilang umat Islam tidak punya kekuatan untuk menekan dan mengubah merah biru wajah negara? Salah satu bukti betapa perkasanya umat Islam di negeri ini adalah fenomena lebaran dan pulang mudik. Umat Islam di Indonesia ini sebenarnya sangat gagah perkasa. Kalau sudah punya keinginan dan hajat, tidak ada satu pun kekuatan yang bisa menghalanginya. Kalau kita cermati, acara lebaran dan mudik yang menjadi ritual tahunan ini berlangsung benar-benar dahsyat. Setidaknya, meski pemerintah hanya menetapkan libur resmi dua hari (seperti tertera pada kalender), tapi dalam kenyataannya nyaris libur mudik lebaran ini bisa sampai setengah bulan. Sejak H-7 sudah terjadi arus mudik, dan masih ada arus balik setidaknya sampai H+7. Kita tidak bisa membayangkan kalau lebaran dan mudik itu benar-benar hanya diberi jatah 2 hari libur secara ketat. Mungkin akan terjadi chaos dan revolusi massal. P

Pekerjaan Rumah Besar Ummat Islam

Oleh Ustadz Ahmad Sarwat, Lc. MA. Menjadi umat Islam di Indonesia, kita punya seabreg pe-e r besar yang harus diselesaikan. Di antaranya adalah : 1.        KURANGNYA ILMU AGAMA Kurangnya ilmu adalah dasar dari semua probelmatika umat Islam, bukan cuma di Indonesia saja, tetapi hampir merasa di seluruh dunia. Munculnya begitu banyak aliran pemikiran yang aneh-aneh sebenarnya berangkat dari kurangnya kadar ilmu yang dimiliki umat Islam. Meski jumlah menara masjid tiap hari selalu bertambah, tetapi isi masjid-masjid kita hanya sekedar orang shalat dan dzikir saja. Ada pun halaqah keilmuwan sebagaimana yang terjadi di masa lalu, nyaris sudah tidak lagi kita temukan. Umat Islam boleh dibilang lebih mengutamakan ibadah ritual dari pada menjunjung tinggi keilmuan. Akibatnya banyak orang beribadah dan beramal tapi tidak didukung dengan ilmu yang mencukupi. Kalau baru sampai disitu, mungkin resikonya belum terlalu parah. Tetapi kalau mereka yang kurang ilmu itu merasa paling pinta