Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Cerita Dadar Gulung

Kalau saya diminta membagi dua periode hidup saya maka akan saya bagi menjadi saat sebelum hijrah yaitu periode remaja di Bogor dan sekitarnya, dan periode setelah hijrah ke Jawa timur. Di periode Bogor saya mendapatkan semua bahan yang dibituhkan untuk membuat pondasi dan di periode Jawa timur adalah saat pondasi itu ditempa menjadi bangunan baru. Pun kalau saya ditanya apa pekerjaan pertama saya sebagai profesional maka saya akan menjawab berjualan kue di bulan Ramadhan sekitar dua puluh tahun lalu, tentu itu terjadi di periode Bogor. Saya sebut profesional karena pekerjaan itu saya niatkan sungguh-sungguh untuk mendapatkan upah. Saat itu saya bersama saudara sepupu bekerja menjualkan kue seorang Janda tua di dekat rumah kami yang selalu kami panggil Uwak Aat. Ini sebenarnya kurang tepat memanggilnya uwak dan lebih tepat memanggilnya Nenek, tapi begitulah kami yang lugu mengulang setiap ucapan orang tua apa adanya. Di bulan selain ramadhan Uwak menjual nasi uduk, pecel, karedok d

Sang Surya

Gambar
Pagi itu Sang Surya terbit di ufuk timur, sinarnya gagah memenuhi cakrawala. Dari atas langit yang tinggi Sang Surya mengamati ke mana sinarnya pergi.  Dia melihat sinarnya menyempurnakan indahnya pegunungan, di satu sudut tanaman-tanaman kegirangan dan di sudut lain sebagian besar makhluk hidup mulai beraktifitas. "Dengan begini, aku telah menjadi orang yang sangat berguna." Gumamnya dengan hati rasa digdaya. Tapi senangnya tak lama, di satu sudut dia melihat awan kelabu bergulung-gulung. Hujan turun menderasi bumi, petir dan kilat bersahutan di sekelilingnya, tanah menjadi basah, sungai meluap dan para makhluk terhambat dari jalan rejekinya. Sang Surya pun memicingkan matanya lalu dengan suara yang terdengar delapan penjuru ia bertanya. "Hai awan mendung, mengapa kau turunkan hujan di pagi yang cerah ini? Tidakkah kau lihat permukaan dunia membutuhkanku?" "Maafkanlah aku, Sang Surya! Sungguh berat rasanya membawa air-air ini, mereka meng

Akhlaq

Benar sekali bahwa Rasulullah SAW pemimpin umat, bahkan statusnya kepala negara. Inilah kurun paling baik yang pernah  dialami umat Islam. Namun ternyata Allah tidak lama memberikan kesempatan kepada beliau untuk jadi pemimpin. Sebab beliau memang tidak didesain untuk jadi pemimpin terus menerus. Bukan apa-apa, sebab tugas utama beliau bukan sekedar jadi kepala negara. Yang jadi kepala negara bisa siapa saja, bisa Abu Bakar, Umar, Ustman atau Ali. Bahkan bisa saja orang lain lagi. Tapi yang jadi tugas utama Rasulullah SAW adalah bagaimana membina akhlaq, moral, nilai-nilai syariah dan mental umatnya. Mau sehebat apapun pemimpinnya, kalau moral rakyatnya rendah, akan percuma saja.   Boleh saja kita kagum pada pemimpin Singapura yang berhasil menjadikan kota itu bersih, aman, nyaman, indah dst. Tetapi belum tentu pemimpin mereka berhasil melakukan hal yang sama pada Indonesia. Kenapa? Karena memimpin negara dengan penduduk 4 jutaan yang sudah punya kesadaran hukum

Apple Two Apple

Gambar
Beberapa bulan yang lalu saya pernah mengatakan bahwa Lab kita akan mengalami down grading . Padahal saat mengatakan itu sebagian dari kru sedang dilatih untuk membangun prosedur Sistem Manajemen. Ada juga beberapa anggota kru lain yang direncanakan mengikuti diklat lain di luar unit. Seharusnya saat kita bersistem atau saat kompetensi personilnya ditambah level kita akan semakin tinggi. Tapi di bawah ini akan saya ceritakan satu hal yang menurut pandangan saya menjadi indikator kondisi sebaliknya. Kurang lebih satu bulan sejak kembali dari penugasan di Lombok saya mengamati adanya kelompok siswa PKL baru. Sama seperti terhadap siswa PKL kelompok-kelompok sebelumnya saya juga mengamati. Tentu orang yang ber talent sangat mudah menarik perhatian kita, tapi sayangnya saya tidak memperhatikan itu, saya memperhatikan kita. Saya melihat pada 2 kelompok PKL sebelumnya ada sebagian kru yang tidak mau mengajar. Pada kelompok terakhir ini malah jumlah yang tidak mengajar semakin

Jeranjang : Gagallah Kamu, Kau Ku Hukum!

Gambar
12. Pagi itu saya visit ke Lab Kimia, bisanya saya hanya datang untuk melihat apa yang sudah dikerjakan teman-teman kontraktor dan  berdiskusi tentang permasalahan yang ada di lapangan. Keakraban kami yang sudah terjalin beberapa minggu ini memang menjadikan saya mudah saja untuk mendapatkan masukan dari mereka dan sebaliknya. Saya merasa pencapaian terbesar saya di sini sebenarnya mendapatkan teman baru dan akrab dengan mereka. Andai kamu tahu seperti apa keseharian saya mungkin kamupun akan mengerti mengapa hal ini justru penting untuk saya. Siang itu teknisi sampling mengungkapkan kecurigaannya pada saya bahwa sample air pendingin pagi itu tercemar minyak. Menurut saya kemampuan kita menilai dan menanggapi berita bergantung pada kapasitas kita terhadap berita itu sendiri. Banyak sekali orang yang mengolok-olok partai, ormas maupun pejabat yang memberikan bantuan kepada penduduk yang terdampak bencana setelah menonton berita di TV dan portal berita online . Mereka menu

Jeranjang : Jadilah Keren!

Gambar
11 . Saya ingat saat masih kelas lima atau kelas enam SD dulu, ada beberapa alumni yang datang mengunjungi sekolah pagi-pagi. Saat itu masih jam Sembilan pagi dan kami ada di antara dua jam pelajaran. Abang-abang saya itu sudah bersekolah di salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Bogor. Mereka memakai seragam putih biru, kemeja seragam putih dengan dikeluarkan, celana panjang biru yang lebar di bagian bawah, membawa tas kecil yang mungkin tidak akan muat menampung kertas A4, aksesoris gelang warna-warni, rantai pengikat dompet dan rambut belah dua menutupi telinga. Para guru akan menganggap mereka berandalan, tapi tampilan tersebut bagi kami adalah KEREN dan itulah yang kami jadikan teladan. Fakta bahwa mereka membolos, yang artinya mengkhianati amanah orang tuanya untuk belajar sama sekali tidak terfikirkan oleh kami yang masih SD. Mungkin saja kami memikirkan hal-hal jelek tersebut, tapi mereka terlalu keren untuk ditolak.  Begitulah lugu dan bodohnya saya saat

Jeranjang : Obat Kesepian

Gambar
10 . Salah satu hal terbaik yang saya dapatkan dari penugasan ini adalah kesempatan untuk banyak berfikir dan menulis. Saya dan istri saya sejak dulu suka sekali membaca, kami punya perpustakaan kecil di rumah untuk menampung buku-buku yang kami beli. Anggaran buku adalah resolusi saya sejak tahun 2003, saat saya menerima gaji pertama. Karena saya percaya awal dari segala macam kemajuan adalah ilmu, dan ilmu berbaring di buku. Tugas kita membangunkannya dan menjadikannya berguna. Hingga saat ini saya masih menyimpan asa untuk sekolah lagi meski saya mungkin menolak mengambil kelas kimia. Saya yang tidak terlalu intelek ini sangat suka membaca buku pengembangan diri, analisis ekonomi dan manajemen. Istri saya yang terbukti pintar itu malah lebih suka membeli buku cerita islami. Terkadang saya merasa ada yang aneh dengan manusia seperti kami. Saya yang cenderung lemot suka memikirkan hal yang sulit dan istri saya yang bright membaca buku berurai air mata. Itulah mungkin

Jeranjang : Why am I here? (2)

Gambar
9. Dalam ekonomi berlaku suatu hukum bahwa yang pasti terjadi adalah ketidak pastian itu sendiri. Dan asset terbaik untuk menghadapi semua ketidak pastian itu adalah kompetensi, baik skill, knowledge maupun attitude . Pada tulisan lalu saya telah ceritakan bahwa saya belajar menggunakan apa yang disebut barang illith menjadi asset produktif. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa skill dan knowledge saya telah diasah naik ke tingkatan baru. Tapi apa yang terjadi dengan attitude ? Tidak seperti skill dan knowledge, attitude bukanlah hal yang bisa diperbaiki dalam waktu singkat. Inilah satu-satunya aspek kompetensi yang sangat bisa dirasakan dampaknya tapi sangat sulit untuk diukur. Sikap kita bukanlah seperti keahlian membuat kue yang bisa diperbaiki dengan aneka kursus, sikap kita yang terlihat hanyalah sebuah ujung puncak dari gunung es yang sebagian besar badannya tersembunyi di balik permukaan laut. Gaya berjalan orang kaya berbeda dengan gaya berjalan orang miskin. N

Jeranjang : Why am I here? (1)

Gambar
8. Why am I here ? Tiga minggu penugasan ini saya mulai bertanya-tanya kenapa saya ada di sini. Ini dimulai di awal bulan terakhir 2013 saat tiba-tiba saja ada tawaran program pendampingan commissioning salah satu PLTU baru di Pulau Lombok dan saya langsung saja mengiyakan. Seorang senior chemist sangat lekat image nya dengan Lab sehingga kepergiannya seperti launching film baru. Lalu gosip segera menyebar dari Lab hingga mobil jemputan seraya beberapa kawan mulai menebak-nebak alasan saya pergi begitu saja tanpa banyak konsultasi. Saya pernah beberapa kali pergi keluar plant , tapi sebagian besar untuk urusan non kimia seperti audit, lingkungan dan kadang engineering . Beberapa kawan menyebutkan sejumlah uang yang akan saya dapatkan sebagai kompensasi dari perusahaan. Mungkin disangkanya saya hendak jadi pemburu dollar , entahlah itu saya atau dirinya, saya tidak tertarik memikirkan motivasi orang. Konon bagi beberapa orang yang memiliki posisi tertentu, perjalan