Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Benchmark 2 : Climb to The Future

Tadinya saya berazzam kalau tulisan lalu adalah tulisan serius terakhir saya, ingin rasanya kembali menulis cerita fiksi lagi. Bukan apa-apa, menulis fiksi itu secara mental tidaklah terlalu berat karena tidak perlu memikirkan tersundutnya sebagian orang. Tapi alhamdulillah, belum satupun ada orang keberatan oleh tulisan saya, mudah-mudahan itu artinya kedewasaan kita sudah tumbuh. Andai ada yg tersundut juga, percayalah tulisan ini hanya dibuat dgn niat baik untuk meredakan tekanan di hati saya. Blog ini hanyalah sebuah safety valve, sumber tekanannya masihlah ada dan menyala. Jadi jangan bosan ya! Menanti Buah Kepala Saat saya melihat foto profil BBM Supriadi menampilkan dia di depan alat kimia canggih saya sudah merasa benchmark kali ini akan berbeda. Sayapun bertanya sedikit tentang apa yg dilihat mereka di Paiton IPP. Supri menjawab dgn antusias tentang alat-alat nan canggih di Lab, Dhini menjelaskan betapa melting-nya (percayalah,saya pun tidak faham artinya!) Supervisor

Benchmark : Back to The Future

Sudah lebih dua tahun sejak saya secara berkelanjutan menulis catatan lepas di Blackberry seperti ini, yang awalnya karena acara benchmark. Saat itu saya ditugaskan benchmark Lingkungan ke PJB Muara Tawar di Bekasi bersama Nia. Pengalaman itu dulu saya tuliskan dalam dua seri tulisan yang saya buat di dalam kamar mess yang saking barunya masih bau cat (dan itu membuat saya mual), di KRL Jakarta Kota-Cilebut dan disempurnakan berkali-kali di Malang. Saya pun masih ingat kesan pertama saya saat masuk ke gerbang unit pembangkitnya : Its smiling !. Dan hebatnya, itulah juga kesan pertama saya saat masuk ke gerbang PJB Gresik kemarin. Rupanya Smiling Powerplant begitu dijiwai oleh rekan-rekan PJB. Kalau dulu kami datang ke sana dalam misi Proper sehingga perhatian saya sangat tersita untuk masalah lingkungan. Kali ini tugas jalan ini khusus mengamati sisi kimia pembangkit, sisi yang saya kurang saya sukai. Meski begitu judul penugasannya, kali ini pun saya justru tidak melihat ke san

My 2nd Mistakes : Menghindari Ujian

Elf kami melaju dari Malang, sebagian besar penumpang tertidur seperti biasa, namun saya sedang tenggelam dalam salah satu seminar yang mahal. Pak Guru menghajar saya dengan satu pukulan telak, membuat saya terhuyung dan terjerembab ke tanah. Saya mencoba bangkit sambil menahan rasa menusuk dan panas di tengah dada yang bersamaan dengan itu rontok juga beberapa beban yang saya simpan di pundak selama ini. Belum sempat menarik nafas, badan masih mencari keseimbangan, beliau sudah menyerang lagi. Peti Perasaan Apa yang kamu rasakan saat kamu memiliki ide lalu ide tersebut diabaikan? Saya tahu sebagian orang akan mengatakan " just give another try !". Tapi apa yang akan kamu katakan jika hal itu terjadi terus menerus selama hampir delapan tahun? Saat itu sekitaran 2007-2008, saya merasa berada di puncak kreatifitas. Dengan inisiatif sendiri saya membuat perancangan perubahan suatu alat yang saya jadikan juga materi utama Tugas akhir kuliah. Menyadari tidak pintar ka