Jeranjang : Lombok News



1.
Pada awal membuat blog saya hanya mendedikasikannya sebagai wadah catatan perjalanan. Dulu saya termasuk orang yang sering diperjalankan oleh perusahaan. Sehingga saya kira sangat baik jika ada wadah untuk menuliskan sesuatu yg tidak ditulis di laporan resmi dengan bahasa yg kaku. Masalahnya adalah sebagian besar perjalanan dinas itu bukan untuk urusan kimia yg menjadi bidang pekerjaan saya. Lingkungan, Audit sistem dan Enjineering adalah tema langganan yg membawa saya pergi ke mana-mana sehingga jarang sekali kamu dapatkan tema kimia di sana. Lagi pula Allah maha tahu kebutuhan saya, sudah sejak lama saya mengharapkan keluar dari lingkaran kimia.

Maka mengejutkan sekali jika perjalanan dinas terpanjang ini justru untuk mengerjakan hal kimia. Persiapannya juga mengejutkan, kurang tiga hari sejak didaftarkan kami harus sudah berada di site untuk menggantikan Tim 2 yg sudah bertugas sejak awal november lalu. Pemilihan anggotanya juga mengejutkan, untuk sebuah acara pendampingan commissioning PLTU batu bara saya merasa masih kurang ilmu. Maka dgn segala keterkejutan itu saya memasrahkan semuanya kepada Allah SWT dan memantapkan hati saya untuk satu kata : BELAJAR.

2.
Sesampainya di Lombok, kami ditempatkan di kamar-kamar kost transit yang cukup nyaman. Ada hal yg menggelitik malam pertama itu, yaitu kembalinya saya pada kebiasaan lama ketika masih bujangan dulu. Biasanya setelah sholat magrib/isya saya membaca beberapa ayat Alquran lalu makan malam atau menikmati cemilan kecil sambil menonton film kartun dari atas ranjang kamar kost. Bila saya keluar untuk suatu keperluan & waktu semakin larut sementara saya tidak bisa tidur biasanya saya akan membaca buku. Bahasa dan tema bukunya bebas saja, kebetulan selain kuliah saya dulu punya hobi ke toko buku. Jadi bisa buku engineering, pengembangan diri, ekonomi atau buku agama yg akan saya baca hingga tertidur.

Setelah lima tahun menikah, itulah kali pertama hal itu terulang kembali dgn sequence yg persis sama. Film kartunnya sama-sama Spongebob di globalTV, hanya karena tidak ada buku saya tertidur di depan siaran ekonomi BloombergTV indonesia yg menyiarkan perjalanan bisnis raksasa-raksasa korporasi Thailand. Tentu sebagai salah satu perintis lingkungan di pembagkit berpredikat Proper hijau saya menyalakan mode Sleep di TV sebelum tidur. Bagi saya, lingkungan itu memang urusan budaya, bukan semata soal piala utk bergaya.

3.
Tim yg diberangkatkan ini membuat saya segera teringat pada Outbond kemarin di Taman dayu Pandaan. Tim yg mendapat bintang terbanyak dalam aneka perlombaan adalah tim yg dihuni oleh lebih separuh anak-anak muda. Beberapa pegawai senior mudah sekali melakukan kesalahan, walau hal itu lucu tapi saya tidak tega untuk ikhlas tertawa. Tentu saja outbond bagi pegawai senior yg kemampuan koordinatif dan refleksnya sudah menurun tidak cocok dari satu sisi. Tapi outbond itu cocok untuk kami yg masih harus banyak belajar bertoleransi thd kekurangan, salah satunya kekurangan para senior.
Bagi para senior outbond itu juga sebenarnya cocok di sisi lain. Hidup manusia itu adalah perjalanan di atas kurva. Saat muda dgn vitalitas fisik dan daya ingat masih digdaya tentu banyak orang mampu bekerja sendiri.

Kemandirian itu sering dianggap kesombongan bagi sebagian orang yg kurang sensitif. Anak muda yg kelebihan energi itu sebenarnya kekurangan pengakuan sehingga mereka selalu butuh tatapan mata, tepukan tangan dan kadang cemoohan penonton. Bagi mereka, tempat kerja adalah panggung ekspresi. Saat usia semakin matang seseorang harus belajar berbagi dan panggung itu haruslah berisi suatu sinergi.
Jadilah kita bisa melihat dlm outbond mana senior yg kesenioritasannya berefek kepemimpinan dan mana yg menghasilkan kemakluman. Yg memimpin akan membimbing anak-anak muda menuju kesuksesan dan yg memaklumi akan senantiasa bersabar memaklumi orang lain supaya diri sendiri dimaklumi. Bagi yg kurang sensitif madu dan racun sering kali tertukar-tukar memang!

4.
Malam pertama Tim 3 Pendampingan Commissioning PLTU Jeranjang adalah malam terakhir untuk Tim 2. Selepas isya kami berkumpul di selasar kamar-kamar kost yg disewa perusahaan utk kami. Teman-teman Tim 2 dan Tim 3 sebagiannya sdh saling kenal & sebagiannya tidak pernah bertemu sama sekali tapi kesamaan asal membuat keakraban cepat sekali mencair.

Satu hal lagi tentang senior junior adalah cerita di antara asap rokok & kopi. Orang-orang yg berjiwa tua banyaknya berbicara tentang kenangan masa lalu dan implikasinya dengan masa kini. Kebanyakan cerita itu begitu lucu atau tragisnya di telinga sehingga mendengarnya membuat saya tertawa. Misalnya cerita tentang senior yg uang pensiunnya habis oleh janda muda atau senior yg sukses membangun kerajaan bisnis di luar jawa. Lalu di akhir sesi biasanya akan ada seorang yg membanding-bandingkan nikmatnya zaman dulu dan masa kini. Saat itulah saya merasa teh saya terlalu dingin untuk dinikmati.

Lain kalau kita duduk bersama anak-anak muda di suatu meja. Anak-anak yg kekurangan perhatian itu akan dgn bangganya menceritakan pengalamannya begini dan begitu. Ada juga yg menceritakan bagaimana inovasi dan kemajuan di unitnya masing-masing. Masa depan kelihatan selalu penuh misteri, tapi bukan sesuatu yg menakutkan. Sejujurnya saya kurang suka pada perkumpulan jenis ini karena saya merasa tidak pernah atau akan sehebat mereka. Inovasi saya dan teman-teman dalam menurunkan EC steam, kadar posfat sebanyak 80 % dulu dan inovasi-inovasi lainnya memang bisa dinikmati hingga kini tapi saya tidak pernah tahu bagaimana cara yg keren untuk menceritakannya. Sebagian karena menurut saya keren itu tidak penting. Padahal tanpa keren karir seseorang jd tidak penting juga kan?

Mataram, 17 Desember 2013

Catatan Harry : Gambar dari http://lombokglobal.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fiqih Jinayat (4) : Siapa Bilang Semua Pencuri Harus Dipotong Tangannya?

Cerita Dadar Gulung

Sang Surya